Air memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Peran tersebut dapat terlihat dari tingkat kebutuhan manusia dalam kegiatan
sehari-hari. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap air tidaklah
sebanding dengan ketersediaan air di bumi. Ketersedianan air bersih dari tahun
ke tahun cenderung mengalami penurunan sebesar 15% - 35% per kapita setiap
tahunnya (Indonesia Natural Environtment Status Book, 2009).
Seluruh air yang ada di bumi 97% adalah air laut, 3% sisanya
adalah air tawar dan hanya 1% saja yang tersedia untuk digunakan seluruh
manusia. Dan hingga saat ini tingkat kebutuhan air semakin tinggi seiring
dengan semakin tingginya tingkat pertambahan penduduk dunia. Maka tidaklah
berlebihan jika UNESCO memprediksikan bahwa pada tahun 2020 dunia akan
mengalami krisis air global.
Mengingat hal tersebut, penghematan dalam penggunaan air bukanlah
hal yang dapat ditawar lagi. Karena apa yang diperbuat saat ini akan menentukan
apa yang terjadi di masa yang akan datang. Dan tentunya tidak seorangpun
menginginkan anak, cucu bahkan mungkin diri kita sendiri mengalami krisis air
global tersebut.
Banyak sekali tempat ibadah khususnya agama islam (Masjid) yang dibangun
begitu megahnya namun masih menggunakan kran air secara manual.. Salah satu
kegiatan yang banyak membutuhkan air terutama bagi seorang muslim adalah
berwudhu. Kegiatan ini dilakukan minimal 5 kali dalam sehari dengan rata-rata
penggunaan setiap kali berwudhu menghabiskan 10 liter air. Penggunaan air dalam
jumlah tersebut tidaklah sesuai dengan ketersediaan air.
Dalam hal ini sangat tepat jika sistem diterapkan pada tempat
wudhu di tempat ibadah, guna untuk mempercepat proses pengambilan air wudhu
dan juga
menghemat terbuangnya air akibat kelalaian jamaah
yang lupa menutup
kembali kran setelah selesai menggunakannya. Maka untuk
menghindari terbuangnya air dengan sia-sia saat berwudhu, perlu dilakukan
penelitian yang dapat mengendalikan penggunaan air agar lebih efisien. Oleh sebab
itu pengendalian penggunaan air ini adalah dengan membuat sistem yang dapat membuat
kran mengalirkan air hanya saat digunakan untuk berwudhu, dan akan berhenti
saat tidak digunakan.
Sistem ini sangat sulit dilakukan ditengah proses berwudhu pada
fungsi kran manual. Dengan demikian, sistem ini akan membuat fungsi kran
bekerja secara otomatis. Kinerja dari sistem ini adalah berdasarkan jarak objek
(manusia) dengan kran, apabila objek terdeteksi oleh sensor, maka kran terbuka
secara otomatis tanpa campur tangan manusia. Alat ini memggunakan sensor PIR (Passive
Infreared Receiver) sebagai sensor
gerak dan solenoid valve untuk pengganti fungsi kran air.
Sejumlah penelitian terkait
dengan penerapan sensor PIR dalam sistem kontrol telah dilakukan. Hasil
penelitian (Marnis, 2011) jarak
jangkauan sensor ini bahkan
bisa mencapai 6
m. Pada saat sensor
mendeteksi kehadiran obyek (manusia), sensor
tersebut secara otomatis akan
mengirimkan sinyal high
ke mikrokontroler. Sebaliknya, jika
sensor tidak mendeteksi kehadiran
obyek, sinyal keluarannya berlogika
low. Menurut Marnis, sensor
ini tidak dapat
mendeteksi obyek yang tidak bergerak sama sekali.
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan di atas, Penulis mengangkat judul ”Rancang Bangun Kran Wudhu Otomatis Berbasis
Arduino Uno menggunakan Sensor PIR (Passive Infrared )”. Dengan perancangan
ini, diharapkan pengguna lebih mudah dalam berwudhu karena
sudah dijalankan oleh sistem secara otomatis dan tentunya lebih efisien dalam
penghematan air.
Blog diagram Alat, Kran Wudhu Otomatis Berbasis Arduino
Fungsi Tiap
Blok
1.
Sensor (1, 2,
3, 4) berfungsi sebagai pembaca gerak objek (manusia) ketika ada objek, sensor
kemudian mendeteksi. Hasil Pendeteksian sensor kemudian dikirim ke Arduino Uno
untuk dieksekusi oleh Mikrokontrol. Relay aktif ketika ada perintah dari
Arduino untuk mengatifkan solenoid.
2.
Sensor 5
diprogram dan fungsinya untuk mendeteksi ketingggian atau level air. Ketika air
habis sensor ini mengirim informasi kepada Arduino untuk mengaktifkan relay (5)
untuk menyalakan Pompa air. Ketika air dalam bak penampungan penuh, sensor
mendeteksi level air dan memberikan informasinya ke arduino untuk membuka relay
(5) sehingga pompa air OFF.
3.
Relay berfungsi
sebagai saklar
4.
Solenoid (1, 2, 3, 4) berfungsi sebagai kran yang masing – masing solenoid
terhubung tersambung dengan relay.
5.
LCD (Liquid
Crystal Display) digunakan sebagai informasi ketika sistem sedang aktif
terhubung dengan papan Arduino Uno.
No comments:
Post a Comment