Blimbing wuluh - blitar jaya

Hot

Post Top Ad

Image and video hosting by TinyPic

Tuesday, 4 April 2017

Blimbing wuluh


SEJARAH SINGKAT

Belimbing merupakan tanaman buah berupa  pohon  yang berasal dari  kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yang beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Pada umumnya belimbing ditanam dalam bentuk kultur pekarangan (home yard gardening), yaitu diusahakan sebagai usaha sambilan sebagai tanaman peneduh di halaman-halaman rumah. Di kawasan Amerika, buah belimbing dikenal dengan nama /sebutan “star fruits”, dan jenis belimbing yang populer dan digemari masyarakat adalah belimbing “Florida”.



2.    JENIS TANAMAN

Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Kingdom       :   Plantae (tumbuh-tumbuhan)
2) Divisi            :   Spermatphyta (tumbuhan berbiji)
3) Sub-divisi     :   Angiospermae (berbiji tertutup)
4) Kelas            :   Dicotyledonae (biji berkeping dua)
5) Ordo             :   Oxalidales
6) Famili           :   Oxalidaceae
7) Genus          :   Averrhoa
8) Spesies        :   Averrhoa carambola L. (belimbing manis); A.bilimbi L.  (belimbing wuluh)

Di Indonesia dikenal cukup banyak ragam varietas belimbing, diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi, Demak kapur, Demak kunir, Demak jingga, Pasar minggu, Wijaya, Paris, Filipina, Taiwan, Bangkok, dan varietas Malaysia. Tahun 1987 telah dilepas dua varietas belimbing unggul nasional yaitu: varietas Kunir dan Kapur.



3.    MANFAAT TANAMAN

Manfaat utama tanaman ini sebagai makan buah segar maupun makanan buah olahan ataupun obat tadisional. Manfaat lainnya sebagai stabilisator & pemeliharaan lingkungan, antara lain dapat menyerap gas-gas beracun buangan kendaraan bermotor, dll, menyaring debu, meredam getaran suara, dan memelihara lingkungan dari pencemaran karena berbagai kegiatan manusia. Sebagai wahana pendidikan, penanaman belimbing di halaman rumah tidak terpisahkan dari program pemerintah dalam usaha gerakan menanam sejuta pohon.



4.    SENTRA PENANAMAN

Sentra/pusat penanaman tanaman belimbing sebagai usahatani secara intensif dan komersial adalah Malaysia. Pada tahun 1993 negara ini mampu mengekspor buah belimbing segar sebanyak  10.220 mt (metrik ton) senilai Rp. 2 miliar yang dipasok ke Hongkong, Singapora, Taiwan, Timur Tengah, dan Eropa Barat.



5.    SYARAT TUMBUH

5.1.  Iklim

1) Untuk pertumbuhan dibutuhkan keadaan angin yang tidak terlalu kencang, karena dapat menyebabkan gugurnya bunga atau buah.
2) Curah   hujan   sedang,   di   daerah   yang   curah   hujannya   tinggi   seringkali menyebabkan gugurnya bunga dan buah, sehingga produksinya akan rendah.
3) Tempat tanamnya terbuka dan mendapat sinar matahari secara memadai dengan intensitas penyinaran 45–50 %, namun juga toleran terhadap naungan (tempat terlindung).
4) Suhu dan kelembaban ataupun iklimnya termasuk tipe A (amat basah), B (agak basah), C (basah), dengan 6–12 bulan basah dan 0–6 bulan keing, namun paling baik di daerah yang mempunyai 7,5 bulan basah dan 4,5 bulan kering.

Media Tanam

1) Hampir semua jenis tanah  yang digunakan untuk  pertanian  cocok pula untuk tanaman  belimbing.  Tanahnya  subur,  gembur,  banyak  mengandung  bahan organik, aerasi dan drainasenya baik.
2) Derajat keasaman tanah untuk tanaman belimbing yaitu memiliki pH 5,5–7,5.
3) Kandungan air dalam tanah atau kedalaman air tanah antara 50–200 cm dibawah permukaan tanah.

5.3.  Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman belimbing yaitu di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl.



6.    PEDOMAN BUDIDAYA

6.1.  Pembibitan

1) Persyaratan Benih dan Bibit

Teknologi produksi bibit unggul belimbing harus selalu menggunakan pohon induk unggul atau pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, dan susuan). Pembiakan secara generatif dengan biji tidak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan  keturunan  berbeda  dengan  induknya  (segregasi  genetis).  Oleh karena itu, pembiakan generatif  (biji) hanya dimaksudkan untuk menghasilkan bibit  batang  bawah  (onderstam)  yang  kelak  digunakan  pada  perbanyakan vegetatif.

2) Penyiapan Benih

Penyiapan bibit unggul belimbing dilakukan dengan cara pembiakan vegetatif (cangkok,  okulasi,  susuan  dan  enten).  Khusus  pada  perbanyakan  vegetatif dengan cara penyambungan (okulasi, enten, susuan) diperlukan batang bawah atau bibit onderstam yang berasal dari biji (pembiakan generatif).

Tata cara penyiapan batang bawah untuk penyiapan biji (benih) belimbing sebagai berikut:
a) Pilih buah belimbing yang sudah matang dipohon dan keadaannya sehat serta berasal dari varietas unggul nasional ataupun lokal.
b) Ambil (keluarkan) biji dari buah dengan cara membelahnya, kemudian tampung dalam suatu wadah.
c) Cuci biji belimbing dengan air bersih hingga bebas dari lendirnya.
d) Keringanginkan biji belimbing ditempat teduh dan kering hingga kadar airnya berkisar antara 12–14 %.
e) Simpan biji belimbing dalam suatu wadah tertutup rapat dan berwarna, atau langsung disemai di persemaian.

3) Teknik Penyemaian Benih

Penyiapan lahan persemaian meliputi tahapan sebagai berikut:
a) Tentukan (pilih) areal untuk lahan persemaian di tempat yang strategis dan tanahnya subur.
b) Olah  tanahnya  cukup  dalam  antara  30-40  cm  hingga  gembur,  kemudian dikering-anginkan selama ? 15 hari.
c) Buat bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Arah bedengan sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan.
d) Tambahkan pupuk kandang yang matang dan halus sebanyak 2 kg/m2 luas bedengan sambil dicampurkan dengan tanah atas secara merata, kemudian rapikan bedengan dengan alat bantu papan kayu atau bambu ataupun cangkul.
e) Tancapkan tiang-tiang bambu di sisi Timur bedengan setinggi 100-150 cm dan di sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula palang-palang dari bilah bambu sambil diikat.
f)  Pasang atap persemaian dari dedaunan (jerami) atau lembar plastik bening (transparan), sehingga bedengan persemaian lengkap dengan atapnya siap disemai biji belimbing.

Tatalaksana menyemai biji belimbing adalah sebagai berikut:
a) Rendam biji belimbing dalam air dingin atau hangat kuku (55-60 derajat C)
selama 30 menit atau lebih.
b) Kecambahkan biji belimbing dengan cara disimpan dalam gulungan kain basah di tempat yang lembab selama beberapa waktu.
c) Semai biji belimbing yang telah berkecambah pada lahan pesemaian. Caranya adalah biji disebar di sepanjang garitan atau alur-alur dangkal pada jarak antar alur sekitar 10-15 cm, kemudian tutup dengan tanah tipis.
d) Biarkan kecambah tumbuh dan berkembang menjadi bibit muda.

4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian

Pemeliharaan  bibit  selama  di  pesemaian  dilakukan  dengan  tahapan  sebagai berikut :
a) Penyiraman  (pengairan)  secara  kontinyu  1-2  kali  sehari  atau  tergantung keadaan cuaca.
b) Pemupukan dengan pupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK yang dilarutkan dalam air dengan dosis 10 gram/10 liter untuk disiramkan pada media pesemaian setiap 3 bulan sekali.
c) Pengendalian  hama  atau  penyakit  dengan  cara  memotong  bagian  yang terserang parah, perbaikan drainase tanah dan penyemprotan pestisida pada konsentrasi rendah antara 30–50 % dari yang dianjurkan.

5) Pemindahan Bibit

Penyapihan (pendederan bibit pada umur 6–8 bulan dari pesemaian ke dalam polibag atau keranjang atau lahan yang telah diisi media campuran tanah dengan pupuk kandang.

6.2.  Pengolahan Media Tanam

1) Persiapan

Luasan minimum yang diperlukan untuk operasional pembibitan adalah 2.000 m2, yang  dapat  menampung  bibit  sebanyak  5.000-10.000  bibit.  Sedangkan  lahan untuk pohon induk dapat disediakan tersendiri atau ditanam dalam lahan operasional. Syarat utama dalam pemilihan lahan adalah  tersedianya  air  bagi tanaman, sebagai indikator alami ada atau tidaknya sumber air dapat digunakan pohon enau, karena umumnya pohon enau hidup di daerah yang banyak mengandung air. Ciri lain lahan yang mengandung air adalah daerah tersebut berada di suatu lembah bukit atau pegunungan. Lahan untuk tanaman belimbing di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl, dengan kedalaman air tanah antara 50–200 cm dibawah pemukaan tanah dan memiliki pH 5,5–7,5. Tanah lahannya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik, serta waktu penanaman yang paling baik di daerah yang mempunyai iklim antara 7,5 bulan basah dan 4,5 bulan kering.

2) Pembukaan Lahan

Tentukan   areal   lahan   yang   strategis   dan   subur,   cara   pengolahan   lahan
(pembajakan/pengarukan  dan pencangkulan) tanah  lahan  cukup  dalam  antara
30–40   cm   hingga   gembur,   kemudian   dikeringanginkan   selama   15   hari. Tambahkan pada tanah lahan yang telah diolah pupuk kandang yang matang dan halus sebanyak 2 kg/m2 kemudian rapikan bedengan sambil dicampurkan dengan tanah atas secara merata, dan dirapikan dengan alat bantu papan kayu atau bambu atau cangkal dan selanjutnya lahan siap ditanami.

3) Pembentukan Bedengan

Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 100–120 cm, tinggi 30 cm dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Bedengan sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan. Pasang (tancapkan) tiang-tiang bambu di sisi Timur bedengan setinggi 100–150 cm, dan di sisi Barat 75–100 cm, kemudian pasang pula palang-palang sambil diikat. Selanjutnya pasang atap dari dedaunan (jerami) atau plastik bening (transparan) sehingga bedengan siap digunakan.

6.3.  Teknik Penanaman

1) Penentuan Pola Tanam

Penetuan jarak tanam dan pola tanam biasanya relatif tergantung pada luas lahan yang ada. Pada umumnya, bila areal lahan cukup luas maka jarak tanam antar tanaman belimbing dibuat sekitar 6 x 6 meter. Atau dapat pula digunakan dalan jarak tanam 5 x 5 m dengan pola tanam dalam bentuk kultur perkebunan secara permanen dan dipelihara intensif.

2) Pembuatan Lubang Tanam

Sebelum  bibit  ditanam,  terlebih  dulu  dibuat  lubang  tanam.  Lubang  tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm. Lubang digali sedalam 50 cm, separuh tanah galian bagian atas dipisahkan,  lubang diangin-anginkan  selama  2-4  minggu.  Setelah cukup dianginkan, tanah dibagian atas dicampur dengan pupuk kandang ayam dengan perbandingan 1:1. Selain itu juga diberi pupuk NPK 20-10-10 sebanyak 1 genggam   per   lubang   tanam.   Kemudian   campuran   tanah   dan   pupuk   itu dimasukkan kembali ke dalam lubang.

3) Cara Penanaman

Lubang yang sudah dipersiapkan untuk ditanami seperti diatas,  setelah  diberi pupuk tidak langsung ditanami, tetapi dibiarkan selama 1 minggu setelah itu baru ditanami. Bila yang ditanam bibit okulasi klon B17, maka pada waktu ditanam di lapang harus dikombinasikan/diseling dengan bibit klon B2. Caranya,diantara 8 tanaman B17 ditengah-tengahnya ditanami B2. Kombinasi ini dimaksudkan untuk membantu penyerbukan, karena menurut seorang ahli, diduga belimbing klon B17 ini bersifat male sterile, sehingga perlu bantuan serbuk sari klon B2 dalam penyerbukannya.

6.4.  Pemeliharaan Tanaman

1) Penjarangan dan Penyulaman

Penjarangan dan penyulaman dimaksudkan agar buah lebih leluasa berkembang dan distribusi makanan hanya untuk buah yang dipelihara. Dalam penjarangan ini diusahakan tidak ada buah yang bergerombol atau berdempetan. Satu pohon diperkirakan hanya ada 100 buah belimbing yang dipelihara sampai besar. Penjarangan dilakukan saat buah sebesar 2,5–5 cm, atau 5–10 hari setelah bunga bermekaran.

2) Penyiangan, Pembubunan dan Perempalan

Penyiangan, pembubunan dan  perempalan  dilakukan  agar  tanaman  belimbing menghasilkan buah secara produktif, dan mendapatkan hasil yang maksimal. Penyiangan dilakukan dengan melakukan pemangkasan untuk membentuk tajuk

tanaman agar tanaman tidak saling berhimpitan. Hal ini untuk mendorong produksi buah dan memudahkan pemanenan.

3) Pemupukan

Pemupukan untuk 3 bulan setelah tanam adalah 25 kg pupuk kandang ayam dengan 50 gram NPK/pohon. Umur setahun 25 kg pupuk kandang dengan 150 gram NPK/pohon. Umur 2 tahun diberikan 50 kg pupuk kandang dan 500 gram NPK/pohon, dan umur 3 tahun keatas diberikan 75 kg pupuk kandang dengan 1 kg NPK/pohon. Untuk media tanam berupa pot atau tanaman buah dalam pot (tabulampot)  pemupukan  diberikan  pada  waktu  umur  tanaman  1  bulan  diberi pupuk dasar berupa campuran urea, TSP atau SP dan KCL (2:1:1) sebanyak 20 gr atau 2 sendok makan per pohon (pot). Pupuk tersebut dibenamkan dalam pot. Setiap  sebulan  sekali  dipupuk  dengan  pupuk  nitrogen  ZA  sebanyak  10  gr dilarutkan dalam 10 liter air, larutan ini disiramkan pada tanaman belimbing dalam pot hingga tampak cukup basah. Pada tanaman belimbing yang sudah mulai berbunga   dan   berbuah   diberi   pupuk   NPK   sebanyak   25–50   gram/pohon (pot)/tahun. Waku pemberian pupuk sebaiknya sebelum tanaman berbunga, setelah berbuah, dan seusai panen, sehingga tiap tahun minimal dilakukan pemupukan 3 kali masing-masing  1/3 dosis.

4) Pengairan dan Penyiraman

Tanaman belimbing banyak  membutuhkan  air  sepanjang  hidupnya.  Di  daerah yang sepanjang tahun mendapatkan air tentu tidak masalah, namun di daerah yang kering tanaman perlu diberi pengairan dan disiram. Sebagai indikasi bila tanaman  perlu  disiram  yaitu  bila  rumput-rumput  yang  tumbuh  dibawah  pohon sudah mulai layu. Penyiraman dapat dilakukan dengan cara penggenangan (dileb) atau disiram sampai daerah sekitar tajuk tanaman basah. Meskipun selalu butuh air, tanaman ini kurang menyukai air tergenang, perlu diberi sarana drainase dan air segera dialirkan ke luar kebun agar tidak menggenang.

5) Waktu Penyemprotan Pestisida

Sebagai pencegahan terhadap hama dan penyakit tanaman belimbing maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida. Waktu penyemprotan pestisida dilakukan 2 minggu sekali, misalnya dengan ‘Thamaron Super’ yang takarannya  disesuaikan dengan dosis yang tertera pada kemasan.

7.    HAMA DAN PENYAKIT

7.1.  Hama

1) Lalat buah (Dacus pedestris)

Lalat ini berwarna coklat kekuning-kuningan dengan dua garis membujur, pinggangnya ramping, bersayap seperti baju tidur yang strukturnya tipis dan transparan. Lalat betina meletakkan  telur pada kulit  buah,  kemudian menetas menjadi larva. Larva inilah yang kemudian merusak daging buah belimbing hingga menyebabkan bususk dan berguguran.  Pengendalian: dilakukan dengan  cara pembungkusan buah pada stadium pentil (umur 1 bulan dari bunga mekar), mengumpulkan dan membakar sisa-sisa tanaman yang berserakan di bawah pohon,  memasang  sex  pheromone  seperti  Methyl  eugenol  dalam  botol  aqua bekas.

2) Hama lain: kutu daun, semut ngangrang (Oecophylla smaragdina) dan kelelawar.

Pengendalian: kutu daun dan semut dapat disemprot dengan insektisida yang mangkus seperti Matador 25 EC dll, sedangkan kelelawar harus dengan cara dihalau.

7.2.  Penyakit

1) Bercak daun

Penyebab: cendawan Cercospora averrhoae Fres.  Gejala: terjadi bercak-becak klorotik berbentuk bulat dan kecil-kecil pada anak daun. Daun yang terserang berat menjadi kuning dan rontok, bahkan sampai gundul pada tanaman muda tau stadium bibit.  Pengendalian: dengan cara memotong (amputasi) bagian tanaman yang sakit dan disemprot fungisida yang berbahan aktif Kaptafol, seperti Difolatan, dll.

2) Penyakit kapang jelaga

Penyakit ini hidup sebagai saprofit pada madu yang dihasilkan oleh kutu-kutu putih. Gejala: permukaan daun tertutup oleh warna hitam, sehingga dapat mengganggu  proses  fotosintesis.   Pengendalian:  disemprot  dengan  fungisida yang mangkus, misalnya Dithane M45 pada konsentrasi yang dianjurkan.
8.    PANEN

8.1.  Ciri dan Umur Panen

Umur panen (petik) buah belimbing sangat dipengaruhi oleh letak geografi penanaman, yaitu faktor lingkungan dan iklim. Di dataran rendah yang tipe iklimnya basah, umur petik buah belimbing sekitar 35–60 hari setelah pembungkusan buah atau 65–90 hari setelah bunga mekar.

Ciri   buah   belimbing   yang   sudah   saatnya   dipanen   adalah   ukurannya   besar (maksimal), telah matang dan warna buahnya berubah dari hijau menjadi putih atau kuning atau merah atau variasi warna lainnya. Hal ini tergantung dari varietas belimbing.

8.2.  Cara Panen

Cara   panen   buah   belimbing   dilakukan   dengan   cara   memotong   tangkainya. Pemetikan buah berlangsung secara kontinyu dengan memilih buah yang telah matang. Waktu panen yang paling baik adalah pagi hari, saat buah masih segar dan sebelum cuaca terlalu panas (terik). Buah belimbing yang baru dipetik segera dimasukkan (ditampung) dalam suatu wadah secara hati-hati agar tidak memar atau rusak.

8.3.  Periode Panen

Periode panen buah belimbing,  umumnya  penen  perdana pada  umur 3-4  tahun setelah tanam. Pembungaan dan pembuahan belimbing dapat terus menerus sepanjang tahun, masa panen paling lebat (banyak) biasanya terjadi tiga kali dalam setahun.

8.4.  Prakiraan Produksi

Potensi hasil/produksi buah belimbing varietas unggul yang ditanam di kebun secara permanen dan dipelihara  intensif  dapat  mencapai  antara  150–300 buah/pohon/tahun. Bila jarak tanam 5 x 5 m dengan populasi per hektar antara 250–
400 pohon dengan produktivitas 150–300 buah/pohon dan berat per buah rata-rata
160 gram, maka tingkat produksi per hektar mencapai 6–19 ton.



9.    PASCAPANEN

Seusai panen belimbing perlu penanganan pascapanen lebih lanjut, terutama bila jumlahnya melimpah (banyak). Tahapan penangan pascapanen buah belimbing adalah sebagai berikut:
9.1.  Pengumpulan

Kumpulkan buah belimbing di suatu tempat atau ruangan yang teduh.

9.2.  Penyortiran dan Penggolongan

Pilih buah bedasarkan tingkat kematangan dan ukuran yang seragam. Pisahkan (buang) buah yang rusak, cacat atau diserang hama dan penyakit. Bersihkan buah dari kotoran yang mungkin menempel dengan alat bantu kuat lembut (halus).

9.3.  Penyimpanan

Simpan buah belimbing dalam wadah dan ruangan (tempat) yang dingin untuk persediaan keluarga, atau simpan kotak karton berisi buah belimbing di ruangan pendingin bersuhu antara 5-20 derajat C.

9.4.  Pengemasan dan Pengangkutan

1) Bungkus tiap buah atau beberapa buah dengan plastik regang atau kertas tissue atau polysterene net.
2) Masukkan buah belimbing ke dalam wadah (kontainer) berupa kotak karton yang bagian dasar dan dindingnya dialasi (dilapisi) busa. Tiap kotak karton berisi maksimal 3 lapis buah belimbing dengan posisi buah bagian pangkalnya berada di bawah. Buah belimbing yang sudah dikemas siap diangkut ke tempat penjualan/penampungan.



10.  ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN

10.1. Analisis Usaha Budidaya

Potensi produksi buah belimbing yang ditanam di kebun secara permanen dan dipelihara intensif, dengan jarak tanam antara 5x5 m atau 6x6  m, bila  populasi tanaman belimbing per hektar antara 250–400 pohon dengan potensi produktivitas
150–300 buah/pohon/tahun, dan berat per buah rata-rata 160 gram, maka dapat dihasilkan/tingkat  produksi per  hektar mencapai  6–19  ton  buah  belimbing.  Pada panen raya belimbing, harga belimbing rata-rata mencapai Rp. 750,- sampai Rp.
5.000,- per kg. Maka kita dapat menghitung berapa Rupiah besar penghasilan yang didapat dalam 1 hektar per tahun. Tentunya setelah dikurangi biaya-biaya produksi yang dikeluarkan, seperti: pembibitan, pemeliharaan, pemupukan, panen/pascapanen, dll.

10.2. Gambaran Peluang Agribisnis

Prospek  pemasaran  belimbing  di  dalam  negeri  diperkirakan  makin  baik.  Hal  ini antara lain disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk dan semakin banyaknya konsumen  menyadari  pentingnya  kecukupan  gizi  dari  buah-buahan.  Pada  tahun
1993 Indonesia baru andil 0,4 % dari total nilai impor dunia buah tropis. Bila pada tahun 1989 tingkat konsumsi buah-buahan per kapita penduduk Indonesia hanya mencapai 22,92 kg/tahun, maka untuk mencapai kecukupan gizi yang sesuai dengan anjuran FAO menargetkan rata-rata 60 Kg per kapita per tahun. Salah satu jenis buah  potensial  yang mudah  dibudidayakan  untuk  mendukung  pencapaian  target tersebut adalah belimbing. Perkiraan permintaan setiap tahun semakin meningkat, peningkatan  permintaan  tersebut  adalah  sebesar  6,1  %/tahun  (1995–2000),  6,5
%/tahun (2000–2005), 6,8 %/tahun (2005–2010), dan mencapai 8,9 %/tahun (2010–
2015).   Jelaslah bahwa prospek usahatani (agribisnis) belimbing amat cerah bila dikelola secara intensif dan komersial, baik dalam bentuk kultur perkebunan, pekarangan, maupun Tabulampot.

2 comments:

  1. Best Betting Sites - Dr.MCD
    Best Betting Sites – What Is Online Sports Betting? The most 메가 슬롯 common type of sports bet is one that pays attention 시흥 출장안마 to the 익산 출장마사지 odds on an 여주 출장샵 event. 경산 출장샵

    ReplyDelete

Post Top Ad

Image and video hosting by TinyPic