pengetahuan dasar budidaya jamur tiram - blitar jaya

Hot

Post Top Ad

Image and video hosting by TinyPic

Thursday, 30 March 2017

pengetahuan dasar budidaya jamur tiram

Jamur Tiram
Jamur Tiram atau Oyster Mushroom merupakan jamur perombak kayu. Ada beberapa spesies yaitu Pleurotus ostreatus (Tiram putih), Pleutorusflabelatus (Tiram merah), Pleurotus Sajor-Caju, P. Sapidus, P. Cornucopiae, dan P. Eryngii. Jamur ini dapat tumbuh pada serbuk gergaji, jerami padi, sekam, limbah kapas, limbah daun teh, klobot jagung, ampas tebu, limbah kertas dan lain sebagainya .
Jamur Tiram (Pleurotus sp) termasuk Basidiomycetes kelompok white rotfungi. Jamur ini banyak dibudidaya karena menghasilkan badan buah yang dapat dimakan. Setelah pertumbuhan miselium kurang lebih 30 hari, dengan induksi cahaya dan diberi aerasi serta kelembaban yang cukup, maka muncul badan buah. Bentuk badan buah sangat tergantung pada tempat tumbuhnya. Apabila tumbuh di sisi samping substrat, badan buah sering tidak bertangkai, atau bertangkai pendek yang letaknya asimetri seperti kerang .



Jamur Tiram dapat ditanam pada bahan yang mengandung lignoselulosa tanpa harus dipersiapkan lebih dahulu seperti difermentasi atau tanpa dikomposkan terlebih dahulu. Pertumbuhan miselium pada bagas (serbuk gergaji kayu) lebihc epat dibandingkan jerami dan sekam padi. Untuk jamur Tiram putih sangat cocok ditanam pada media kayu gergajian dari kayu Albizia ).
Faktor lingkungan yang berpengaruh meliputi suhu, sinar matahari, kelembaban, kandungan air, dan kontaminan. Tingkat kelembaban harus benar-benar dijaga, karena untuk dapat berkembang dengan baik, tingkat kelembaban memegang peranan yang menentukan. Misalnya derajat kelembaban, baik terlalutinggi maupun terlalu rendah, maka kemungkinan besar jamur tiram tidak tumbuh, cara yang mudah ditempuh adalah dengan jalan penyiraman .

Syarat Tumbuh
Dalam menggunakan media pertumbuhan, jerami yang baik untuk dibuat sebagai media tanam adalah dari jenis jerami yang keras, sebab jerami yang keras banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah yang banyak disamping itu jerami yang keras merupakan media yang tidak cepat habis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram, Antara lain sebagai berikut:

Suhu
Peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22-28o C fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 – 22o C. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan daerah di Indonesia menjadi tempat ideal tumbuhan berbagai macam spesies diantaranya jamur.
Temperatur diatas adalah nilai normal jamur tiram dapat tumbuh dengan baik, namun jika angka tersebut sulit di capai, jamur kemungkinan tidak dapat terbentuk atau bisa dibilang pembudidayaannya tidak berhasil, bisa juga masa panennya agak lama. Hanya saja pada kenyataannya jamur tiram putih tetap tumbuh pada rentang suhu 12-37, 8 °C.
 Kelembaban
Perlu di ketahui bahawa kandungan air yang terdapat didalam substract tanaman harus diperhatikan dan diatur dengan baik. Jika kandungan airnya kurang maka perekembangan dari jamur tersebut dapat terganggu, tapi jika kandungan air juga berlebihan dapat menyebabkan pembusukan pada miselium/serat jamur.
Kandungan air didalam subtract tanaman didapat dengan baik bila dilakukan penyiraman.  Jamur tumbuh baik dalam keadaan yang lembab namun tidak pada genangan. Miselium jamur tiram tumbuh optimal pada subtract yang memiliki kandungan air sekitar 60%, sedangkan untuk merangsang pertumbuhan tunas dan tubuh buah memerlukan kelembaban udara sekitar 70-85%.

 Intensitas Matahari
Secara alami, jamur tiram Pleurotus ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur dapat tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah.
Pertumbuhan misellium dapat tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelap atau tanpa sinar. Pada masa pertumbuhan misellium, jamur tiram sebaiknya ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran 60 – 70 %.Pada keadaan gelap Miselium jamur tiram putih tumbuh dengan baik, sedangkan badan buah jamur tidak dapat tumbuh di kegelapan. Maka dari itu diperlukan cahaya matahari untuk merangsang pertumbuhan tubuh buah. Tangkai jamur tumbuh kecil dan tudung tumbuh abnormal bila saat pertumbuhan primordial tidak memperoleh penyiraman.
Namun begitu paparan sinar matahari secara langsung menembus jamur dapat merusak dan menyebabkan jamur menjadi layu. Jamur memang membutuhkan cahaya matahari tapi hanya sebaran cahayanya saja, bukan paparan langsung.Oleh karena itu, diperlukan peneduh pohon di dekat bangunan tempat pemeliharaan jamur.

Udara
Jamur tiram putih harus mendapatkan udara yang cukup untuk mempercepat pertumbuhannya. Dibutuhkan sirkulasi udara yang baik dalam tempat budidaya jamur tiram. Mengingat jamur tiram putih adalah jenis tanaman saprofit fakultatif aerobik yang menggunakan senyawa dari oksigen untuk pertumbuhannya, maka dari itu pasokan udara yang cukup harus diperhatikan. Dibutuhkan ventilasi agar pertukaran udara dapat berjalan secara baik.
Selain oksigen, jamur tiram juga membutuhkan karbondioksida untuk pertumbuhannya, kadar karbondioksida yang dibutuhkan maksimal yaitu 15%-20% saja, jika lebih tinggi dari itu maka jamur juga akan tumbuh secara abnormal.

 Derajat Keasaman (pH)

Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada pH yang rendah, yaitu antara 5,0-6,5. Nilai pH medium diperlukan untuk produksi metabolism dari jamur tiram putih, seperti produksi asam organik.

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Image and video hosting by TinyPic