ALIM MARKUS PENEMBAK BURUNG GRUP MASPION - blitar jaya

Hot

Post Top Ad

Image and video hosting by TinyPic

Monday, 3 April 2017

ALIM MARKUS PENEMBAK BURUNG GRUP MASPION

ALIM MARKUS
PENEMBAK BURUNG GRUP MASPION



Maspion dan Alim Markus adalah dua nama yang tak terpisahkan. Di Jawa Timur, orang mengenal nama Maspion sebagai kelompok

usaha besar, yang menjamah berbagai bidang usaha: industri peralatan rumah tanga, elektronik, perbankan, real estate

hingga perbisida. Sedangkan Alim Markus dikenal sebagai Presiden Direktur Grup Maspion, yang mampu melambungkan nama

Maspion sebagai salah satu kelompok usaha yang paling bersinar di Jawa Timur. Perkembangan Grup Maspion yang makin pesat

belakangan ini memang tidak lepas dari sentuhan tangan dan kegigihan Alim Markus. Pria berperawakan sedang ini rela

mengorbankan pendidikan dan masa kecilnya untuk mulai berkiprah di dunia bisnis.  Saya hanya mengenyam pendidikan sampai

kelas dua SMP karena keburu membantu usaha orang tua,  menurut Markus. Ya, pada usia 15 tahun, sebagai anak tertua Alim

Markus, lelaki yang kini berusia 44 tahun itu diminta untuk membantu bisnis keluarganya, PT Logam Djawa  produsen

peralatan rumah tangga sederhana yang terbuat dari alumunium, seperti panci dan wajan. Mulailah Remaja cilik Markus

meninggalkan pendidikan formal di Sekolah, dan memasuki ajang pendidikan yang lebih luas: dunia bisnis. Ia keluar masuk

pasar dan toko untuk menjajakan barangnya. Bertemu dengan berbagai macam orang, dengan karakternya yang beragam. Dari

pergaulan itulah ia menimbah ilmu yang tidak pernah diajarkan di Sekolah. Selain itu, karena merasa pendidikan formalnya

kurang,
Markus pun mau bersusah payah menambah ilmu di sela-sela kesibukannya menjalankan roda usaha. Ia
mengambil berbagai kursus.  Pengetahuan saya dari Sekolah kan sangat minim, mau nggak mau saya harus belajar sendiri,

ujarnya. Maka, ia pun sibuk belajar akuntansi, bahasa Inggris dan Jepang   belakangan ia juga belajar bahasa Korea dan

Jerman. Karena perusahaannya masih kecil, Markus pun kemudian menjelajah berbagai aspek dalam pengelolaan usaha. Selain

menangani pemasaran dan distribusi, ia pernah menjadi kasir, pemegang buku, dan pekerjaan lainnya.  Karena saya membantu

perusahaan sejak kecil sampai besar, maka saya mengalami semua seluk beluk perusahaan,  kata Markus. Berkat gemblengan

masa lalunya, hingga
kini Markus selalu ingin mengetahui bagaimana perkembangan bisnisnya. Jadi, misalnya, ketika berjalan-jalan di pabrik, ia

bisa tahu berbagai proses produksi yang dijalani. Ia memang ingin mengetahui segala sesuatunya secara rinci. Kita harus

mengetahui dan menguasai semua bidang pekerjaan,  kata Markus. Tapi, itu tidak berarti dengan mengetahui secara mendalam

semuanya lalu Markus mengerjakan sendiri.  Sebagai pimpinan kita harus bisa Mendelegasikan wewenang,  tuturnya. Cuma ia

punya sikap yang jelas, Mendelegasikan wewenang adalah suatu keharusan, tapi dia tetap harus tahu secara rinci.  Kan

banyak pengusaha yang bersikap,  Ngapain saya tahu secara detail, saya serahkan saja kepada orang sudah cukup.  Nah, yang

seperti itu bukan pengusaha betul. Kita boleh mengetahui, tapi jangan dikerjakan sendiri. Kalau dikerjakan sendiri, kapan

selesainya dan kapan memimpin orang lain.
Agaknya, keterlibatan total Markus dalam pekerjaannya itulah yang membuat perusahaan keluarga Alim terus
berkembang. Keinginan Markus untuk maju juga kian menggebu-gebu. Seiring dengan perkembangan usaha, Markus makin rajin

menimbah ilmu dari berbagai sumber: mulai dari kursus-kursus (kalau perlu ke luar negeri) hingga berbagai seminar, dan

pergaulan dengan kalangan bisnis. Ia pun kerap menyerap gagasan dari berbagai buku yang dibacanya. Kenapa Markus demikian

bersemangat menempah diri?  Orang yang tanpa pengetahuan tidak akan menjadi profesional, kata Markus. Tapi, pengetahuan

saja dianggap tidak cukup. Profesional saja masih kurang. Harus ada faktor lain, yakni punya kemauan keras, disiplin, dan

ketekunan. Kalau punya kemauan keras tapi gampang putus asa, itu tidak betul, harus tekun dan langgeng. Kemauan keras tapi

tidak disiplin, itu juga salah. Dan yang tak kalah penting kemampuan membawahkan (leadership), kata Markus, membeberkan

kiatnya memimpin Maspion. Belajar sambil berbisnis itulah yang menempahnya hingga cepat matang. Tak heran jika dalam usia

yang masih cukup muda, 30 tahun, Alim Markus pun tampil sebagai Presdir Grup Maspion, menggantikan posisi ayahnya pada

1980. Ketika itu, nama Logam Djawa tidak lagi  berbunyi , karena sejak 1971 Markus bersama ayahnya mendirikan PT Maspion

Plastic & Metal Manufacturing. Sejak itu nama Maspion berkibar, dikenal sebagai produsen alat-alat rumah tangga yang

terbuat dari plastik dan alumunium. Di industri plastik, yang dihasilkan Maspion bukan Cuma rantang atau

termos dan berbagai macam peralatan rumah tangga lainnya, tapi juga pipa PVC. Bahkan lebih ke hulu lagi, masuk ke produk

bijih plastik. Demikian pula di alumunium, yang dihasilkan bukan lagi panci-panci sederhana, tapi dengan bahan yang lebih

baik, stainless steel dan peralatan rumah tangga berlapis Teflon, serta aluminium untuk konstruksi. Kini, puluhan

perusahaan bernaung di bawah bendera Maspion kepanjangan nama Mas Pionir. Karyawannya yang tersebar di tiga lokasi pabrik

(Maspion Unit I, II dan III) ada
20.000 orang. Untuk memimpin perusahaan sebesar itu, Markus dibantu adik-adiknya: Alim Mulia Sastra, Alim Satria, dan Alim

Prakasa. Seperti diketahui, Grup Maspion dibagi dalam beberapa divisi. Dan di setiap divisi, Markus berduet dengan salah

satu adiknya. Misalnya, di Indal Alumunium Industry, penghasil peralatan rumah tangga dan berbagai jenis produk alimunium

lainnya, Markus bersama Prakasa tampil sebagai pemimpin. Kalau saya tidak ada, misalnya sedang keluar negeri, maka yang

menangani perusahaan ya Pak Markus,  kata Prakasa. Saudaranya yang lain hanya sebatas pemegang saham.  Saham yang dimiliki

sama besarnya, hanya saya yang lebih tinggi 5% di bandingkan adik-adik saya untuk setiap perusahaan Grup Maspion,  kata

Markus. Dengan pembagian wewenang seperti itu, proses pengambilan keputusan bisa cepat. Misalnya, kalau ada usul untuk

mengembangkan usaha di Indal, maka yang berbicara cukup Markus dengan Prakasa. Jika keduanya sepakat, rencana pun

dijalankan. Jika tidak, maka perbedaan yang muncul di bawa ke rapat setiap Senin. Rapat yang diselenggarakan di kantor

pusat Grup Maspion ini   di Jalan Kembang Jepun, Surabaya   juga dihadiri oleh pemegang saham mayoritas (50%) Grup

Maspion, Alim Husein. Di situlah keluarga Alim (Alim Husein, Alim Markus, Alim Mulia Sastra, Alim Satria, Alim puspita dan

Alim Prakasa) membicarakan berbagai hal penting yang menyangkut perkembangan Maspion. Bagi Prakasa, peran paling penting

dari Markus dalam pengembangan bisnis Maspion adalah penataan sistem manajemennya yang
dilakukan pada tahun 1980-an. Pak Markus sangat memperhatikan penataan ini, mulai dari sistemnya hingga
pengadaan perangkat komputer pada tahap awal pengembangan perusahaan,  kata Prakasa, yang baru terjun ke bisnis setelah

meraih gelar MBA dari Kanada. Dalam mengembangkan usaha, Markus sangat selektif memilih mitra bisnis. Kami selalu memilih

mitra bisnis yang terbaik di bidangnya,  kata Markus. Umpamanya, Maspion menggandeng Du Pont (Amerika Serikat) yang

memiliki teknologi Teflon   kemudian melebar ke industri agrokimia. Dan bermitra dengan Samsung (Korea Selatan) Maspion

masuk ke industri elektronik dan electric home appliance, seperti kipas angin dan Setrika. Contoh lain, Raksasa Marubeni

diajak bermitra untuk menghasilkan produk antikarat. Ketika membidik industri melamin, Maspion memilih mitra dari

Thailand. Peralatan makan melamin yang dihasilkan perusahaan Thailand itu paling tinggi mutunya di dunia,  kata Markus.

Dengan memilih mitra yang paling menonjol prestasi teknologi atau penguasaan pasarnya, Maspion akhirnya mampu menghasilkan

produk dengan kualitas tinggi. Itu sebabnya, pesanan dari mancanegara mengalir ke Maspion. Sebuah jaringan toserba di AS,

misalnya, memesan
peralatan masak yang khusus dipasarkan di Negara Paman Sam itu   Master Cuisine 9000.
Maspion kini sudah besar. Dan itu terjadi karena strategi ekspansi yang diterapkan Markus cukup mengena. Kami menganut

falsafah kalau kami menanam padi, hasilnya pun padi. Kalau kami menanamnya banyak, hasilnya juga banyak, kata Markus.

Jelas, bahwa di bawah kepemimpinan Markus, Maspion akan terus melakukan ekspansi, baik yang masih berkaitan dengan bisnis

yang kini ditangani, atau sama sekali bidang usaha baru. Jangan tanyakan apa bisnis inti Grup Maspion. Sebab, bagi Markus,

 Core business adalah bisnis yang bisa dikuasai.  Jadi, semua usaha yang dimasuki Maspion adalah bisnis inti.  Konsep saya

lain. Kalau kami bisa bersaing dengan orang lain, itulah bisnis inti kami. Jadi, tak berarti saya hanya terjun ke satu

industri, tanpa mengembangkan yang lain, tuturnya serius.  Namanya usaha, ya segala bidang kami masuki, ujarnya lagi. Bagi

Markus, pengembangan usaha adalah hal yang perlu terus menerus dilakukan. Ibarat
menanam pohon, kalau hanya bisa menanam lima pohon, lima itulah yang dipelihara sehingga manjadi besar.
Setelah berbuah, tanam lagi pohon lain agar pohon yang ada di lahan usahanya bisa berkembang terus.  Dan di bidang itu

kami harus menjadi market leader,  katanya. Itu dibuktikan dengan penguasaan pasar plastik peralatan rumah tangga nasional

sebesar 30%, pipa PVC 40%, dan alumunium sheet 80%. Namun Markus juga sangat menekankan bahwa dalam pengembangan bisnis

tidak perlu serakah. Sebab, kalau serakah, bisa diibaratkan, Kita ingin menanam pohon sebanyak-banyaknya, tapi kewalahan

menyirami dan memupuknya, sehingga hasilnya menjadi jelek. Dalam menangkap peluang bisnis. Markus mengumpamakan seperti

memburuk burung. Dan sebagai pemburu peluang, senjata utama pengusaha adalah permodalan.  Tanpa modal, kan tidak mungkin

menjalankan usaha. Modal ini pun harus diakumulasikan, karena dengan modal

kecil, usaha yang bisa dimasuki juga kecil,  kata Markus. Sedangkan kemampuan manajemen diibaratkan sebagai kemahiran

menembak. Kita harus aktif. Peluang usaha adalah burung yang harus dikejar,  ujarnya. Nah, dalam memburu peluang itu,

ketepatan waktu juga penting. Sebab, kalau tidak tepat, misalnya membidik terlalu lama, bisa saja tiba-tiba burung

tersebut terbang dan kesempatan pun menghilang.  Harus punya keberanian untuk menembak pada saat yang tepat,  kata Markus.

Dalam bekerja, semangat efisiensi sangat mewarnai gaya kerja dan penampilan Markus. Ruang kerjanya, misalnya, tidak

terlalu besar dan transparan dengan dinding dari kaca tebal. Orang yang lalu lalang di depanya akan mengetahui apakah

Markus ada di ruangan atau tidak. Apalagi pintu ruang kerjanya selalu terbuka. Semangat keterbukaan? Tidak persis

dimaksudkan begitu. Yang diutamakan efisiensi. You buka pintu saja sudah kehilangan waktu sekian detik. Kan sayang.

Biarkan saja pintu terbuka, toh tidak ada nyamuknya,  kata Markus. Ia pun tidak khawatir gerak- geriknya terlihat oleh

bawahannya. Kalau sama karyawan tidak apa-apa. Tamu kan tidak akan nyelonong begitu saja karena sudah sering di bawah.

Sekretaris saya pun bisa menghadap orang sembarangan,  kata Markus. Kepercayaan Markus pada  filternya  memang tidak

belebihan. Begitu masuk ke kantor pusatnya di lantai pertama, orang akan segera berhadapan dengan petugas yang akan

menanyakan maksud kedatangan orang itu. Jika diizinkan bertemu dengan bos Maspion, tinggal naik tangga ke lantai dua, dan

akan
berhadapan dengan empat, ya empat sekretaris Alim Markus.  Sekretaris saya memang empat. Tapi semuanya efisien, bekerja

penuh. Coba you lihat kalau masuk ke kantor saya, tidak ada orang yang membaca koran. Semua bekerja, kata Markus. Tidakkah

pekerjaan para sekretaris itu bertabrakan satu sama lain? Tidak. Pekerjaan kami terbagi dalam beberapa masalah. Apalagi

Maspion kan perusahaan besar, ada puluhan perusahaan, sehingga permasalahan pun banyak,  kata Wati, yang mengurus bidang

umum. Sedangkan untuk urusan jadwal kegiatan Markus, Catherine yang mengatur. Begitulah, jika di luar kantor, atau sedang

melaju di atas mobilnya, Markus tinggal mengecek kepada Catherine, apakah ada orang yang mencarinya. Jika ada, ia tinggal

menghubunginya. Atau menanyakan persoalan yang mesti diselesaikan pada sekretaris lain jika menyangkut bidang usaha yang

dibawahinya. Soal real estate, misalnya, akan langsung berhubungan dengan Setyowati.
Markus, efisien menggunakan waktunya. Setiap hari, bangun pukul 5.00, lalu segera meluncur ke lapangan golf. Dari tempat

olah raga, ia tidak balik ke rumah. Saya mandi dan sarapan di tempat golf, dan langsung ke kantor, kata Markus. Sebelum

pukul 08.00 Markus sudah tenggelam dalam urusan kantor hingga sore hari. Karena itu, sepulang kerja, waktunya dicurahkan

untuk keluarga. Markus pantang membawa pekerjaan ke rumah. Demikian pula isterinya, Srijanti, sama sekali tidak pernah

menjamah atau merecoki pekerjaan suaminya atau urusan kantor. Jadi, setelah pulang dari kantor, di rumah waktu Markus

dihabiskan untuk keluarga, dengan sang isteri dan dua anaknya yang masih kecil. Lima anaknya yang lain bersekolah di

Singapura. Praktis rumah di atas lahan seluas 1.800 meter persegi luas bangunannya sekitar 250 meter persegi yang ditata

apik itu terasa lengang. Dengan 47 pabrik dan 20.000 karyawan, sebenarnya Maspion dan keluarga alim sudah boleh disebut

sukses. Toh, Alim Markus masih merasa bisa mengembangkan kelompok usahanya untuk menjadi lebih besar lagi. Di benaknya

sudah tergambar  peta  perkembangan yang akan ditempuh dalam 5  10 tahun mendatang.  Jika disituasi ekonomi dan politik

tetap stabil seperti sekarang, kami bisa terus berkembang dan menampung tenaga kerja sampai 50.000,  ujarnya. Impian yang

cukup
berani . Soalnya, jangankan mengurus karyawan puluhan ribu, mengelola karyawan yang jumlahnya ratusan
saja bisa bikin kelenger.- apalagi kalau muncul aksi mogok. Maspion pun pernah merasakan bagaimana kacaunya situasi ketika

para pekerja mogok pada tahun 1993 lalu. Jika di perusahaan lain tuntutan utama pemogokan biasanya menyangkut penyesuaian

upah atau gaji, di Maspion lain, karena tingkat upah di kelompok perusahaan ini memang selalu di atas upah minimal yang

ditetapkan Pemerintah. Justru karena upahnya yang sudah lumayan itulah, Maspion terhindar dari pemogokan. Ketika aksi

mogok merebak di Surabaya, seorang pejabat di sana menunjuk Maspion sebagai contoh perusahaan
besar yang tak pernah dilanda pemogokan, dan meminta pengusaha di Surabaya mencontoh Maspion. Markus ingat persis omongan

pejabat itu diucapkan pada bulan Juni 1993.  Eh, tak tahunya pada bulan Juli karyawan Maspion mulai mogok, kata Markus.

Yang menyulut pemogokan, menurut Markus, karena persoalan
normatif. Para karyawan meminta agar pimpinan pabrik salah satu unit usahanya dipecat. Alasannya, kepala
pabrik tersebut terlalu singkat memberi waktu istirahat, Cuma 39 menit, yang dinilai para karyawan tidak cukup untuk

dipakai makan siang dan sembahyang. Apalagi jika hari Jum at, karyawan harus pontang-panting

makan dan sholat Jum at. Telat sedikit, mereka disemprot pimpinan, lengkap dengan ancaman pemecatan. Situasi itulah yang

membuat karyawan mangkir kerja. Markus akhirnya mencopot pimpinan pabrik yang sok kuasa itu, dan memutasikannya ke bagian

lain. Ternyata kejadian itu diikuti oleh karyawan bagian lain. Mereka merasa mendapat angin mogok dan meminta pimpinan

yang tidak disukai dipecat. Sialnya, ketika aksi mogok digelar terjadi kebakaran di tiga pabrik, Di Maspion unit 1 kan ada

15 pabrik, yang mogok itu empat pabrik, kata Markus. Permintaan para karyawan untuk memecat atasannya masing-masing di

pabrik kedua, ketiga,
dan keempat, ditampik Markus. Ia meminta supaya perselisihkan antara karyawan dan pimpinannya
diselesaikan secara hukum.  Siapa yang merasa dirugikan, silakan melapor ke Depnaker atau melalui kepolisian dan ke

pengadilan, kata Markus. Kejadian itu memberi hikmat kepada Markus untuk lebih memperhatikan aspek nongaji karyawannya.

Markus, kini setiap Sabtu sore 200   300 karyawan Maspion Unit
1diangkut untuk berolahraga; senam atau lari atau pertandingan antarpabrik.  Mereka berolahraga dan kami
menghitung waktu olahraga itu sebagai lembur, kata Markus. Saat berolahraga itulah, kebersamaan karyawan dengan

pimpinannya digalang. Energi para karyawan yang masih muda-muda pun tersalur secara positif.

1 comment:

  1. The Best New Casino Sites for 2021
    New 강원 랜드 여자 앵벌이 Casino Sites 블루 벳 먹튀 · Top10 UK Casino Sites · Top10 실시간 바카라 UK 카드 게임 종류 Casinos · m w88 888casino.com · BetVictor · 888casino.com · Casino at BetVictor.

    ReplyDelete

Post Top Ad

Image and video hosting by TinyPic